Ajakan itu disampaikan oleh Mochammad Faiz Junaidi, Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretaris Daerah Lamongan, saat membuka sosialisasi hemat energi di Ruang Sabha Dyaksa, Selasa (27/8).
"Beban APBN yang semakin membekak itulah, kiranya aparatur pemerintahan bisa menjadi yang terdepan, dalam menerapkan penghematan energi dan air, tentu juga harus ditularkan ke lingkungan sekitar," terangnya.
Imam Asy’ary dari Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Jatim menekankan Indonesia tidak bisa selamanya mengalami ketergantungan terhadap BBM. Padahal untuk untuk mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri ini, harus melakukan impor. "Untuk itu diperlukan diversifikasi penggunaan energi dengan mengenjot penggunaan energi diluar BBM," ujarnya.
Dilanjutkannya, Lamongan memiliki prospek untuk menjadi daerah penggunan energi non BBM, yakni bahan bakar gas (BBG). Salah satunya menggunakan jenis CNG atau compressed natural gas. "Di Lamongan, dari 720an SPBU yang ada, sejumlah 100 SPBU diantaranya dilalui pipa gas," ungkap dia.
Sementara sisanya, 620 SPBU, jika akan menjadi penyalur CNG haru menjadi daughter station CNG di Gresik dan Mojokerto. Sementara suplai gasnya bisa diperoleh dari WMO, Kodeco dan KEI.
Namun menurut dia, penggunaan BBG jenis LCNG atau liquid to compressed natural gas memiliki sejumla keunggulan ekonomis disbanding CNG. Dengan LCNG, kebutuhan listriknya hanya 25 MW, sedangkan kebutuhan CNG mencapai 500 MW.
CNG juga membutuhkan biaya transport yang mahal karena volume gas yang bisa dibawa maksimal 11 ribu meter kubik untuk setiap pengiriman. Sedangkan kapasitas yang bisa dikirimkan LCNG mencapai 33 ribu meter kubik. Jenis LCNG ini juga bisa disimpan sebagai stok layaknya BBM. jr
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !