Lamongan - Ketinggian air di Sungai Bengawan Solo terus mengalami penurunan. Bahkan status di papan ukur di Babat sudah turun menjadi siaga II. Meski begitu, kondisi di bantaran sungai beda karena sebanyak 937 rumah masih tergenang luapan air.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Mubarok mengatakan, rumah yang tergenang di Babat kini mencapai 602 unit. Sedangkan di Laren ada 309 rumah yang tergenang dan Maduran ada 26 rumah tergenang.
Mubarok merinci, di Kecamatan Babat, paling banyak rumah tergenang di Desa Truni sebanyak 295 unit. Kemudian di Kelurahan Babat ada 109 rumah, di Kelurahan Banaran ada 98 rumah dan di Desa Bedahan ada 100 rumah yang tergenang.
"Sedangkan di Laren, lanjut dia, paling banyak tergenang di Desa Plangwot yang mencapai 194 rumah," kata Mubarok kepada wartawan, Rabu (9/1/2013).
Sementara di Desa Pesanggrahan ada 57 rumah, 15 rumah masing-masing di Desa Laren dan Keduyung, 6 rumah di Centini, 7 rumah masing-masing di Mojoasem dan Bulutigo serta 8 rumah di Desa Durikulon.
Pantauan hingga pukul 12.00 WIB, ketinggian air Sungai Bengawan Solo di Babat tercatat 7.30 philscal, turun dari kondisi jam 9 yang tercatat 7.40 philscal atau status Siaga II. Sedangkan di Plangwot masih berstatus siaga III atau siaga penanggulangan dengan ketinggian air di Plangwot tercatat 5.30 philscal.
Pemkab Lamongan, melalui BPBD tetap berupaya member perhatian pada korban luapan Sungai Bengawan Solo dengan memberi bantuan. Mubarok mengungkapkan, sampai dengan saat ini sudah tersalurkan 1.123 paket semabako di Kecamatan Babat dan Laren yang terdiri dari 5 kg beras, 5 biji mi instan dan 1 lt minyak goreng.
Untuk menambal dan memperkuat sejumlah tanggul desa, BPBD juga sudah mendistribusikan 280 lembar gedeg guling (anyaman bambu), 285 bongkotan bambu, 20 batang dolken dan 11.800 lembar glangsing.
(fat/fat)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !