Jakarta, Majelis
Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa
Timur, sowan ke PBNU di Jakarta, pada Jumat sore, (04/01).
Menurut perwakilan rombongan, Misbahul Munir, tujuan sowan tersebut adalah silaturahim jasadiyah dan bathiniyah. Jasadiyah, ingin melihat gedung PBNU yang selama ini hanya dilihat di TV. Juga ingin bertemu dengan pengurus PBNU secara langsung.
“Silaturahim bathiniyah, kami ingin mendapat taushiyah dari PBNU,” kata Misbah yang juga Kepala MTs Tarbiyatu Tholabah tersebut.
Taushiyah itu, sambung pria berusia 44 tahun tersebut, adalah bagaimana cara terbaik untuk membentengi warga Nahdliyin di Paciran dari “aliran” Islam garis keras yang mulai berkembang di kecamatan tersebut.
Mereka datang ke rumah-rumah untuk mengajak kelompok mereka. Satu dua warga Nahdliyin sudah ada yang masuk aliran tersebut. “Dengan demikian, meminta PBNU bagaimana cara membentenginya,” tanyanya.
Juga, kami ingin meminta petunjuk bagaimana cara mengelola pendidikan yang baik dan profesional dan meningkatkan mutu SDM. Selama ini, lembaga di bawah Ma’arif masih tertinggal dari sekolah-sekolah lain.
Rombongan berjumlah 27 orang terdiri dari pengurus MWC, Ma’arif dan kepala Madrasah Ibtidaiyah di Paciran tersebut diterima Bendahara PBNU, Nasirul Falah dan Wakil Ketua PP LP Maa’rif, Sri Mulyati, di aula PBNU lantai 5.
Menanggapi permintaan perwakilan rombongan, Nasirul Falah mengatakan, untuk membentengi warga Nahdliyin, sedang diupayakan melalui Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU) yang akan turun ke daerah-daerah.
Selain itu, Nasirul juga menjelaskan, PBNU melalui Lembaga Perekonomian NU mendorong pemberdayaan ekonomi warga Nahdlyin. “Sementara ini baru melalui pasar rakyat yang memasarkan salah satu produk unggulannya minyak goreng bintang sembilan,” katanya.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis: Abdulllah Alawi
Menurut perwakilan rombongan, Misbahul Munir, tujuan sowan tersebut adalah silaturahim jasadiyah dan bathiniyah. Jasadiyah, ingin melihat gedung PBNU yang selama ini hanya dilihat di TV. Juga ingin bertemu dengan pengurus PBNU secara langsung.
“Silaturahim bathiniyah, kami ingin mendapat taushiyah dari PBNU,” kata Misbah yang juga Kepala MTs Tarbiyatu Tholabah tersebut.
Taushiyah itu, sambung pria berusia 44 tahun tersebut, adalah bagaimana cara terbaik untuk membentengi warga Nahdliyin di Paciran dari “aliran” Islam garis keras yang mulai berkembang di kecamatan tersebut.
Mereka datang ke rumah-rumah untuk mengajak kelompok mereka. Satu dua warga Nahdliyin sudah ada yang masuk aliran tersebut. “Dengan demikian, meminta PBNU bagaimana cara membentenginya,” tanyanya.
Juga, kami ingin meminta petunjuk bagaimana cara mengelola pendidikan yang baik dan profesional dan meningkatkan mutu SDM. Selama ini, lembaga di bawah Ma’arif masih tertinggal dari sekolah-sekolah lain.
Rombongan berjumlah 27 orang terdiri dari pengurus MWC, Ma’arif dan kepala Madrasah Ibtidaiyah di Paciran tersebut diterima Bendahara PBNU, Nasirul Falah dan Wakil Ketua PP LP Maa’rif, Sri Mulyati, di aula PBNU lantai 5.
Menanggapi permintaan perwakilan rombongan, Nasirul Falah mengatakan, untuk membentengi warga Nahdliyin, sedang diupayakan melalui Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU) yang akan turun ke daerah-daerah.
Selain itu, Nasirul juga menjelaskan, PBNU melalui Lembaga Perekonomian NU mendorong pemberdayaan ekonomi warga Nahdlyin. “Sementara ini baru melalui pasar rakyat yang memasarkan salah satu produk unggulannya minyak goreng bintang sembilan,” katanya.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis: Abdulllah Alawi
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !