LAMONGAN - Aksi unjuk rasa oleh mahasiswa yang
tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang
Lamongan, berakhir ricuh dan anarkis, Senin (19/11).
Kelompok mahasiswa yang menolak rencana pengadaan mobil dinas untuk
masing-masing anggota dewan ini, berhasil merobohkan pintu pagar gedung
DPRD yang baru sekitar setahun dibangun bersamaan dengan gedung baru
ini.
Namun anehnya, polisi bersama dengan anggota satpol PP seakan tidak
berdaya dan tidak ada upaya untuk mencegahnya, meski anggota yang
diterjunkan lebih banyak dari jumlah mahasiswa yang ikut demo.
Praktis kondisi yang demikian itu membuat demo semakin anarkis tanpa
terkendali, padahal pagar yang dirusak tersebut adalah aset negara dan
harus dilindungi.
Koordinator aksi yang juga sekretaris PMII cabang Lamongan Fatchiun
Nasor kepada wartawan mengatakan, kalau aksi yang dilakukan ini adalah
bentuk protes dan kekecewaan mahasiswa dan masyarakat atas olah DPRD
yang tidak peka dengan kondisi masyarakat saat ini.
Menurutnya, DPRD Lamongan sudah kelewat batas. Bayangkan saja fasilitas
yang diberikan oleh pemerintah kepada anggota DPRD lebih dari cukup,
namun prilaku anggota dewan masih saja borjuis seenak mereka mengajukan
pengadaan mobil dinas, tanpa dibarengi dengan kinerja yang nyata.
"Kita sebagai rakyat sudah sering sekali dikhianati oleh anggota dewan,
setelah mereka mempunyai gedung baru, mereka kembali meminta mobil dinas
setiap dewanya satu mobil, inikan menciderai rasa keadilan masyarakat,"
ujarnya.
Ia juga mengkritisi kalau satu dewan satu mobil adalah pengingkaran
kepada masyarakat, dewan hanya berfikir kepentingan diri sendiri tanpa
melihat realitas yang terjadi saat ini.
"Lah wong kinerja sudah lemot, jarang masuk kerja, kunjungan maupun
study banding juga tidak membuahkan hasil, SDM nya rendah dan banyak
prilaku dari mereka yang tidak mencerminkan sebagai wakil rakyat, kok
mau minta mobil dinas," kritiknya.
Usai berorasi di depan pagar pintu DPRD beberapa saat kemudian, dua
anggota DPRD dari dua komisi A dan B yang diwakili oleh Jimmy Harianto
dan Nipianto berniat menemui para pendemo.
Namun kedua anggota DPRD ini ditolak oleh mahasiswa meskipun dirinya
didaulat mewakili pimpinan dan anggota DPRD yang kala itu sedang ada
rapat Paripurna dengan angenda jawaban eksekutif atas 5 raperda."Kami
ingin ketua dewan yang berbicara dihadapan kita," teriak Benu Muharto
mengakhiri aksi. jr
Home »
» Demo Tolak Pengadaan Mobdin Dewan
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !