LAMONGAN - Sudah dua mingguan ini mayoritas nelayan
di wilayah Pantura Brondong dan Paciran harus kehilangan mata
pencarianya, karena tidak melaut, lantaran ombak yang ada diperairan
utara saat ini cukup tinggi dan membahayakan keselamatan.
Apalagi tingginya ombak 3-4 meter juga disertai dengan angin kencang. Kontan saja kondisi yang demikian, oleh pera nelayan di wilayah utara dimanfaatkan untuk memperbaiki jala dan jaring disekitar tepi pantai sepanjang pantai mulai Weru Paciran hingga wilayah Brondong.
Seperti yang dituturkan oleh Rahman nelayan asal Brondong Minggu (19/1). Menurutnya sudah 2 mingguan ini, seluruh nelayan di Pantura memilih santai di rumah, tidak menjalankan aktifitas apa-apa.
Kalaupun ada yang nekad beraktifitas, karena semua itu adalah bagian dari kebutuhan, sesama nelayan hanya bisa memperingatkan, tidak bisa mencegahnya, dan semua nelayan tahu akan resikonya.
"Kami para nelayan tidak gegabah melaut, kalaupun ada yang masih nekad melaut itu karena keterpaksaan dan kebutuhan, kami sebagai teman hanya bisa mengingatkan tidak bisa mencegahnya," katanya.
Meskipun katanya, pendapatan yang selama ini diperoleh akan hilang begitu saja, namun lanjutnya keselamatan jiwa tetap menjadi yang utama."Saya harus kehilangan pendapatan per harinya 60-100 ribu, ya bagaimana lagi memang sudah musimnya," terangnya.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, Rahman harus mengambil uangnya yang ada di bank."Untuk saya kebetulan kami punya tabungan, ya kami ambil uang itu untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Namun dari ratusan nelayan Pantura, masih banyak yang tak mempunyai tabungan. Sehingga untuk melanjutkan hidup dari kondisi demikian, nelayan banyak yang menjual barang berharga.
"Barang berharga mereka ada yang dijual, ada juga yang digadaikan, semua itu dilakukan hanya untuk menyambung hidup, dan kebutuhan sehari-hari,"jelasnya. jr
Apalagi tingginya ombak 3-4 meter juga disertai dengan angin kencang. Kontan saja kondisi yang demikian, oleh pera nelayan di wilayah utara dimanfaatkan untuk memperbaiki jala dan jaring disekitar tepi pantai sepanjang pantai mulai Weru Paciran hingga wilayah Brondong.
Seperti yang dituturkan oleh Rahman nelayan asal Brondong Minggu (19/1). Menurutnya sudah 2 mingguan ini, seluruh nelayan di Pantura memilih santai di rumah, tidak menjalankan aktifitas apa-apa.
Kalaupun ada yang nekad beraktifitas, karena semua itu adalah bagian dari kebutuhan, sesama nelayan hanya bisa memperingatkan, tidak bisa mencegahnya, dan semua nelayan tahu akan resikonya.
"Kami para nelayan tidak gegabah melaut, kalaupun ada yang masih nekad melaut itu karena keterpaksaan dan kebutuhan, kami sebagai teman hanya bisa mengingatkan tidak bisa mencegahnya," katanya.
Meskipun katanya, pendapatan yang selama ini diperoleh akan hilang begitu saja, namun lanjutnya keselamatan jiwa tetap menjadi yang utama."Saya harus kehilangan pendapatan per harinya 60-100 ribu, ya bagaimana lagi memang sudah musimnya," terangnya.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, Rahman harus mengambil uangnya yang ada di bank."Untuk saya kebetulan kami punya tabungan, ya kami ambil uang itu untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Namun dari ratusan nelayan Pantura, masih banyak yang tak mempunyai tabungan. Sehingga untuk melanjutkan hidup dari kondisi demikian, nelayan banyak yang menjual barang berharga.
"Barang berharga mereka ada yang dijual, ada juga yang digadaikan, semua itu dilakukan hanya untuk menyambung hidup, dan kebutuhan sehari-hari,"jelasnya. jr
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !