Puluhan ton janur mulau membanjiri sejumlah pasar di Lamongan menyambut adat Lebaran
Ketupat, MingguLAMONGAN – Meski adat lebaran ketupat masih empat hari lagi, tepatnya Kamis (15/08/2013), namun geliat masyarakat untuk menyambutnya mulai tampak. Bahkan sejumlah pedagang mulai mendatangkan janur dalam jumlah besar untuk bahan ketupat di sejumlah pasar yang tersebar di Lamongan.
Bahkan mulai Minggu (11/8/2013) para pedagang janur dari beberapa daerah di antaranya dari Klakah Malang, Lumajang dan Jatirogo Tuban mulai berdatangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Pasar Babat, Pasar Sidoharjo, Pasar Sukodadi dan Pasar Blimbing.
Sampurno (47) seorang pedagang janur asal Jatirogo Tuban misalnya, ia sengaja lebih awal datang membawa janur dagangannya dalam jumlah banyak. Ada sekitar 2 ton janur diangkut menggunakan kendaraan pikap L 300 khusus untuk ke Pasar Sukodadi.
”Waktu lebaran kupatan masih empat hari lagi, tapi saya sengaja datang Sukodadi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sukodadi dan Sekitarnya,”kata Sampurno kepada Surya, Minggu (11/8/2013).
Ia menjual kepada para pengepul atau pedagang dan tidak menjual dalam bentuk eceran perhelai kepada konsumen langung. Diakui, harga janur yang djualnya harganya naik dari tahun lalu. Itu lantaran biaya akomodasi dan pembelian janur juga naik.
”BBM naik, semuanya ikut naik,”kata Sampurno.
Sementara itu di Pasar Sidoharjo juga mulai kebanjiran janur. Seperti dilakukan seorang pedagang , Wahab (58) yang mangkal di Pasar Sidoarjo mengaku kewalahan memenuhi kebutuhan janur untuk masyarakat Lamongan.”Sudah dua hari ini masyarakat mulai mencari janur,” kata Wahab.
Diakui animo pembeli cukup besar, lain dengan Sampurno, pedagang janur di Pasar Sidoharjo ini melayani pembeli eceran, Wahab juga melayani pembeli beromzet besar dari kalangan tengkulak yang hendak mengecer kembali. Ia optimis janur dua truk akan habis dalam waktu dua hari.
Wahab tidak menggelar dagangannya sendirian, dua orang anak dan satu saudaranya dilibatkan untuk melayani pembeli. Jika tidak membawa karyawan, Wahab mengaku kuwalahan melayani pembeli, lantaran tiap hari hampir 7,5 ton janur ludes terbeli.
Ada dua macam harga yang ditawarkannya, untuk kuwaltias super dengan daun lebar dan utuh dihargai Rp 130.000 perbendel isi 10 ikat dan dibawahnya Rp 30.000 perbendel dengan isi yang sama, 10 ikat. Untuk mempertahankan kuwalitas daun janur agar tetap segar, dagangan diletakkan di bawah pohon yang cukup rindang dan ditutup terpal.
Pembeli tidak boleh seenaknya memilih dengan cara membolak balik bendel dan ikatan janur.”Kalau ada pembeli baru kami buka terpalnya,” ungkap wahab.
Pedagang asal Desa Kalitengah, Kecamatan Kalitengah ini setiap tahun menjelang lebaran ketupat menggelar dagangan janur di Pasar Sidoarjo. Di tengah konsumen, nama Wahab tidak asing lagi, apalagi janur yang dijualnya selalu segar.
Sayangnya ia tidak melayani penjualan ketupat setengah jadi. Puluhan ton janur yang dijualnya dibeli dari Klakah Malang dan Lumajang. Setiap hari mendatangkan janur hanya dengan telepon.”Kalau mau habis saya tinggal telepon ke Klakah dan Lumajang,” ungkapnya.
Sejumlah pedagang janur eceran di Pasar Sidoarjo, Pasar Sukodadi, Pasar Babat kini bisa mendapati janur dengan mudah lantaran, pemasoknya sudah mulai berdatangan. Ada juga pengecer yang menjual ketupat setengah jadi.
Tahun lalu, sepuluh buah ketupat dihargai hanya Rp 3.500 kini menjadi Rp 6.000 hingga Rp 6,5 ribu. Sementara harganya juga tergantung model ketupat. Semakin sulit tingkat pembuatannya semakin mahal harganya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !