Headlines News :
http://picasion.com/
STOP Corruption, mulai dari kita. Sekarang !!Dewan Pelaksanan Cabang Clean Governance Lamongan. Against Corruption
Home » » 35 Nelayan yang Disandera di Masalembu Tidak Diketahui Nasibya

35 Nelayan yang Disandera di Masalembu Tidak Diketahui Nasibya

Written By Unknown on Tuesday, July 23, 2013 | 2:57 AM


Puluhan perahu nelayan Desa Banyusangkah Kecamatan Tanjung Bumi diparkir

LAMONGAN – Sudah dua belas hari,  nasib ke 35 nelayan asal Kandangsemangkon, Kecamatan Paciran yang disandera nelayan Kecamatan Masalembu Sumenep sejak Jumat (12/7/2013) sampai sekarang  tidak diketahui perkembangan nasibnya.

Bahkan para nelayan itu masih berada  dalam cengkeraman dan di rumah – rumah penduduk warga Masalembu yang menangkapnya sampai sekarang. Belum ada penyelesaian sehingga 35 nelayan itu belum dibebaskan sampai hari ini.

Tidak ada keluarga maupun perwakilan nelayan yang berhasil mengetahui jejak dan nasib terekahir para nelayan yang dianggap melanggar memasuki wilayah perairan kekuasan  nelayan Masalembu.

Dikonfirmasi Surya, Selasa (23/7/2013) Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Suyatmoko  menyatakan pihaknya sampai detik ini baru sebatas melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Dinas Perikanan Sumenep untuk membantu pembebasan nelayan asal Lamongan yang sampai saat ini masih ditangan para nelayan Masalembu.

“Selain Dinas Perikanan Sumenep, saya juga komunikasi intensif dengan  Dinas Perikanan Provinsi Jatim untuk memfasilitasi dalam menyelesaikan persoalan ini. Mereka informasinya ada di rumah – rumah penduduk Masalembu,”kata Suyatmoko.

Namun  bagaimana hasilnya, sejuah ini menurutnya belum ada perkembangan informasi. Tidak ada kabar apapun selain hanya upaya Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan dengan Dinas Perikanan Provinsi. Melalui Dinas Perikanan Sumenep dan Provinsi, Suyatmoko berharap diselesaikan secara kekeluargaan. Meski belum ada kejelasan tentang tuntutan yang diminta para nelayan Masalembu.

Suyatmoko mengakui, pihaknya memang baru sebatas komunikasi melalui hubungan telepo  dan belum bertemu pejabat Sumenep maupun Provinsi. Kesulitan yang dihapinya lantaran tidak ada komunikasi langsung dengan para pelaku penyenderaan.
“Kami minta difasilitasi oleh Dinas Perikanan Sumenep maupun Provinsi untuk penyelesaian secara kekeluargaan,”tambahnya.

Sementara itu,  Ketua Rukun Nelayan, Agus Mulyono yang juga Kepala Desa Kandangsemangkon, mengaku belum bisa komunikasi dengan para nelayan yang disandera. Sedangkan harapan bisa mendapatkan informasi dari  para nelayan asal Lamongan lainnya yang  barangkali melaut   hingga Masalembu juga belum berhasil ditemukan. “Sampai sekarang juga tidak ada informasi dari para nelayan yang berlayar mencari ikan ke Masalembu,” katanya.

Sejak sebelas hari lalu  pertamakali ia mendapat  informasi dari salah satu nahkoda KM Welda Jaya, Jumalik (48) juga sama sekali  tidak ada perkembangan kabar sampai sekarang. Upaya menghubungi melalui ponsel para korban tidak pernah aktif lagi. Agus hanya meminta pemerintah daerah Lamongan bisa berkoordinasi dengan pemerintahan Sumenep untuk menyelesaikan musibah yang menimpa warga Kandangsemangkon. Sebaliknya pihak keamanan juga dirasa tidak akan kesulitan untuk mencaro tahu dimana lokasi para  nelayan disembunyikan, serta nasib ke 35 nelayan.

Kasat Polair, AKP Fadelan dikonfirmasi Surya menyatakan, belum ada perkembangan informasi tentang nasib ke 35 nelayan itu.”Kita masih sebatas melakukan koordinasi secara kontinyu. Tapi ya memang sangat sulit kalau koordinasinya melalui sambungan telepon. Sementara kalau melalui HP tidak bisa,”ungkapnya.

Sekedar diketahui seperti diberitakan Surya sebelumnya, warga Desa Kandangsemangkon Kecamatan Paciran berduka, utamanya di rasakan keluarga 35 nelayan yang disandera para nelayan Kecamatan Masalembu Kabupaten Sumenep sejak empat hari lalu, tepatnya  mulai  Jumat (12/7) pukul 13.00 WIB.

Ke 35 nelayan yang hingga kini masih dalam cengkeraman nelayan Masalembu Sumenep itu dianggap telah menyalahi aturan dan memakan wilayah saat menangkap ikan di Masalembu. Mereka yang menumpang tiga Kapal Motor (KM) dinilai terlalu ke pinggir (mendarat,red).
Para nelayan itu menumpang tiga kapal motor (KM), diantaranya KM Putra Mandiri dengan nahkoda Muarib (50), KM Akas, nahkoda  Sampurno (49) dan KM Welda Jaya, nahkoda Jumalik (48).
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Followers

 
Support : Creating Website | SMI Template | Suara Lamongan Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. lamongan online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Sentra Media Informatika