Foto: Ainur Rofiq
Ratusan petakziah tampak memadati halaman rumah dan beberapa diantara mereka sibuk membantu pembuatan perlengkapan prosesi pemakaman. Dari pantauan detiksurabaya.com di ruang tamu, tiga jenazah berjajar terbungkus tikar pandan, para ibu-ibu kerabat, tetangga disamping mayat sibuk merangkai bunga sambil meneteskan air mata.
Ketiganya tewas saat kendarai Honda Beat S 6560 DM saat menyeberang rel KA tanpa palang pintu di Desa Pohwates Kecamatan Kepohbaru.
"Istri saya tadi hendak takziah diajak keponakan, setelah jemput cucu yang ikut play group. Kok tiba-tiba dapat kabar meninggal ditabrak kereta api," suami Kasiyati, Sumaji, kepada detiksurabaya.com di rumah duka, Senin (4/3/2013).
Sumaji merasa terpukul dan hanya bisa menangis, karena istrinya juga turut menjadi korban kecelakaan. Istrinya mengalami luka di kepala dan terpental hingga 100 meter dari lokasi kejadian.
Hingga pukul 13.00 WIB, ketiga jenazah belum dimakamkan karena menunggu suami Miftahul Aini yang bekerja di Surabaya. Isak tangis histeris berlanjut mewarnai rumah duka, saat keluarga korban dari Lamongan tiba dan meliaht jenazah berjajar 3 di ruang tamu.
Sementara Kapolsek Boureno, AKP Imam Hanafi kematian ketiga korban karena dimungkinkan terhalang penglihatan. Sebab truk bermuatan batu untuk proyek rel ganda parkir di sebelah rel.
"Yang jelas kurang berhati-hati, kan rel ini tidak ada penjaga dan palang pintu, memang tadi ada truk sedang parker di sebelah rel, jadi bisa saja kurang terlihat oleh korban kalau ada kereta lewat," tegas Kapolsek Boureno AKP Imam Hanafi di lokasi Kejadian.
(fat/fat)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !