Mandiri Tanpa Bantuan Apapun dari Pemda
LENSAINDONESIA.COM:
Sedikitnya 500 pengrajin gerabah di Desa Gedangan, Kecamatan Buduran,
Kabupaten Lamongan, Jawa Timur kondisinya kian memperhatikan. Eksitensi
mereka terancam luntur akibat pangsa pasar yang semakin sempit. Ya,
mereka kalah bersaing dengan produsen barang pecah belah (gerabah)
berbahan plastik yang harganya jauh lebih murah.Disamping itu, minimnya wawasan terhadap strategi pemasaran dan membaca peluang membuat prerajin ini semakin tersisih.
Ulfah (45) salah satu pengrajin mengatakan, hasil produksinya semakin lama-semakin menyusut. Hal itu akibat minimnya permintaan pasar.
“Kami tidak punya modal. Peralatan kami juga terbatas sehingga prosuksi juga tidak banyak,” katanya saat ditemui LI.COM, Kamis (10/01/2013).
wanita yang menekuni pembuatan gerabah seperti cobek, ngaron, kendi dan gentong secara turun temurun ini juga mengakui bahwa selama ini dirinya dan para pengrajin lain di Desa Gedangan tidak pernah tersentuh pembinaan atau bantuan berupa apapun dari pemerintah daerah.
“Wah kalau penyuluhan atau bantuan memang tidak pernah ada. Kami produksi dan pasarkan sendiri,” paparnya.
Di lain pihak, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lamongan Aris Setiawan membenarkan, bila memang para pengrajin grabah di desa Gedangan selama ini belum pernah mendapatkan bantuan baik pelatihan maupun permodalan. Namun ia berjanji. dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pelatihan.
“Dalam waktu dekat kami memberikan pelatihan. Para pengrajin Desa Gedangan sangat luar bisa. Mereka secara mandiri mampu memasarkan gerabah hingga ke sejumlah daerah di Jatim, seperti Gresik, Surabaya Madura dan Situbondo.@ Ali Muhtar
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !