Untuk kebutuhan memasak dan perapian, warga Desa Kedukbembem menggunkan biogas dari sepuluh unit digester pengolah kotoran sapi yang dibangun sebulan lalu.
Dari digester jenis tanam berdiameter 4 hingga 7 meter kubik itulah, warga Desa Kedukbembem bisa menghemat pengeluaran rumah tangga yang biasanya digunakan untuk membeli elpiji.
Sementara di seluruh Indonesia, saat ini hanya ada 20 kabupaten/kota yang menjadi desa percontohan sejenis.
Menurut Ketua Kelompok Pelaksana Kegiatan Rukun Makmur Desa Kedukbembem, Edi Purwanto (40), ada 12 rumah tangga yang sudah memanfaatkan biogas dari kotoran ternak sapi tersebut.
“Masyarakat sudah akrab dengan penggunaan biogas untuk memasak sehari-hari. Bahkan dari biogas ini bisa digunakan juga untuk bahan bakar penerangan di rumah. Sehingga warga yang memanfaatkan biogas ini sudah sama sekali tidak menggunakan elpiji,” ujar Edi, Jumat (28/12/2012).
“Kedepan akan diupayakan semacam tabung untuk menyimpan biogas sehingga bisa secara mudah didistribusikan ke rumah-rumah warga. Karena selama ini distribusi dari digester ke rumah warga pengguna masih menggunakan selang. Sehingga yang bisa mengakses biogas masih terbatas,” imbuh dia.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam sebulan, warga Desa Kedukbembem bisanya menggunakan dua tabung elpiji kemasan tiga kilogram seharga kurang lebih Rp 15 ribu pertabung. Sehingga dalam sebulan, setidaknya mereka mengeluarkan ongkos Rp 30 ribu untuk kebutuhan bahan bakar memasak.
“Dalam sebulan, kini, setidaknya masyarakat pengguna biogas ini bisa berhemat Rp 30 ribu, “ imbuh Edi.
Melihat besarnya manfaat biogas itu, Bupati Fadeli saat pencanangan DME berharap agar proyek tersebut jangan sampai mangkrak. Karena itu dia berharap agar SKPD terkait mengupayakan kesinambungan dari proyek percontohan tersebut.
Dia berharap, agar sisa kotoran yang tidak terpakai dari proses pembuatan biogas bisa dijadikan bahan pupuk organik. Juga meski populasi ternak sapi di desa itu sangat banyak, mencapai 857 ekor, dia meminta SKPD terkait agar mengupayakan bantuan ternak agar DME bisa dijaga perkembangannya.
“Nanti warga desa bisa membuat kolam-kolam ikan yang pupuk dasarnya menggunakan sisa kotoran sapi dari biogas. Untuk benih ikan lele, nanti pemerintah daerah yanga akan membantu. Saya juga meminta agar warga desa ini diberikan bantuan ternak sapi agar menambah populasi dan meningkatkan kesejahteraan warga desa,” ujar Fadeli @ Ali Muhtar
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !