Mulai besok (Sabtu,1 Desember 2012) di lima tempat di Lamongan, akan diputar film berjudul Kita versus Korupsi (K vs K).
Acara ini digagas DPC. Clean Governance Lamongan. Mereka menggandeng Club Indonesia
Bersih, Transparancy International Indonesia, dan Komisi Pemberantasan
Korupsi.
Lima tempat itu yakni Kampus Staira Paciran, Stitaf Siman, Stikes Muhammadiyah Lamongan, Unisda, dan Unisla Lamongan
Agus Sarwono, dari Transparancy
International Indonesia, mengatakan, film Kita versus Korupsi terdiri
atas rangkaian empat film pendek karya para sineas muda.
Yakni “Rumah Perkara” karya Emil Heradi,
“Selamat Siang Risa!” Karya Ine Febriyanti, “Psssttt… Jangan Bilang
Siapa-Siapa” karya Chairun Nissa, serta “Aku Padamu” karya Lasja F.
Susatyo.
Empat film pendek itu dibintangi, antara lain, Nicholas Saputra, Tora Sudiro, Agus Ringgo, Revalina S Temat, Ferdi Sulaiman.
Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan,
Busyro Muqoddas bertindak sebagai produser eksekutif bersama Teten
Masduki dari Transparancy International Indonesia, dan Juhani Grossmann
dari United State Agency International Development (USAID).
Hari pertama, film diputar di Aula Staira Paciran, mulai pukul 13.00 wib. “Kemudian dilanjutkan
diskusi dengan narasumber dari Dewan Pelaksana Nasional Clean Governance dan
Komisi Pemberantasan Korupsi,” kata Abdul Rokhim selaku ketua Pelaksana, Kamis (29/11).
Ketua KPK Abraham Samad, ujar Abdul Rokhim,
rencananya bakal hadir di pemutaran film hari pertama ini.“ Semoga aja tidak ada udzur”,tambahnya.
Hari kedua, Senin 3 Desember 2012, film K vs K
diputar di Kampus Stitaf Siman, mulai pukul 13.00 wib.Sedangkan di Stikes Muhammadiyah Lamongan pemutaran film K vs K di hari ketiga, Selasa 4 Desember 2012, mulai pukul 13.00 wib. Besoknya Rabu, 5 Desember 2012 Unisda menjadi bagian dari pemutaran film tersebut dimulai pukul 10.00 wib dan di lanjutkan pada kamis 6 Desember 2012
Pukul 13.00, Film K vs K diputar di Unisla, semua dilanjutkan dengan diskusi usai pemutaran film. Ini
akhir dari rangkai roadshow pemutaran film.
“Kegiatan penutup ini juga akan dihadiri
beberapa narasumber. Di antaranya perwakilan dari KPK, Transparancy,
serta Dewan Pelaksana Nasional Clean Governance” kata Abdul Rokhim.
Abdul Rokhim menerangkan, proses pembuatan film
melibatkan publik secara intensif. Dimulai dari lomba ide cerita pada
September 2011, dilanjutkan workshop pengembangan cerita (skenario),
hingga rangkaian diskusi dengan banyak tokoh media, aktivis media
sosial, jurnalis, termasuk pimpinan KPK, gula menggali dan mengembangkan
ide.
Biaya produksi film ini Rp 1,2 miliar. “Dana itu dari USAID,” Abdul Rokhim menyebutkan.
Ia menambahkan, Film K vs K bukanlah
film komersial dan tidak diputar untuk maksud komersial pula. Di setiap
roadshow, akan digelar pula bedah dan diskusi film.
“Siapa saja boleh hadir, gratis,” ujar Abdul Rokhim.
Dengan mengangkat tema ‘Kita Bisa Bersih’, lanjut Abdul Rokhim, pihaknya ingin mengajak
masyarakat Indonesia, terkhusus generasi mudanya, mendukung gerakan
antikorupsi.
Ferdi Sulaiman, salah satu pemeran di rangkaian film ketiga K vs K, menyatakan alasannya mau membintangi film ini.
“Saya sebagai aktor ikut di sini karena saya gak suka korupsi,” ujarnya.
Menurut Ferdi, korupsi adalah salah satu penyakit masyarakat yang harus dilawan. Korupsi berdampak buruk pada masa depan bangsa.
Karena itu, saat datang tawaran dari
sutradara Ine Febriyanti, Ferdi tidak mikir dua kali untuk bergabung.
“Ini salah satu upaya melawan korupsi.” (m.jhe)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !