Terlantar di Jalanan, Ratusan Pedagang Pasar Babat Tak mampu Membeli Kios

Ratusan eks pedagang Pasar Babat berjualan di pinggir jalan 

Lamongan: Sejak dibangun dan diresmikan oleh Bupati Lamongan Fadeli Juli lalu, hingga saat ini, Pasar Babat masih diwarnai berbagai persoalan, mulai dari harga kios yang memberatkan pedagang, kondisi pasar tidak seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, hingga luas mapun jumlah kios tidak sesuai dengan banyaknya pedagang.

Akibat sejumlah persoalan itu, saat itu terdapat ratusan pedagang terlantar dan akhirnya memilih berjualan di luar pasar. Sedikitnya 200-an pedagang itu terpaksa membuka lapak-lapak di sepanjang Jalan Pendidikan hingga Jalan Kartini, letaknya tepat di sebelah timur pasar Babat.
Menurut peneulusaran LICOM, para pedagang yang terpaksa berjualan di luar itu adalah mereka yang ta mampu membeli kios. Ya, memang harga stan atau kios di Pasar Babat mahal dan tak mampu dibeli para pedagang lama. Kondisi ini, sangat menguntunkan pihak-pihak yang memiliki modal untuk memborong tempat baru itu.
“Kios sangat mahal. Kami tidak mampu membeli. Pemerintah tak mau tau nasib kita-kita ini,” kata Ny Tun (45) saat ditemui, Jumat (12/10/2012).
Menurut Tun, dia dan ratusan pedagang lain nekat bertahan berjualan di jalanan meski nasibnya terancam digusur dan ditertibkan petugas Satpol PP.
“Pak Bupati kurang berpihak ke pada kami. Kalau seperti ini, pedagang yang dulunya sudah bertahun-tahun bejualan di Pasar Babat jadi tersingkir karena tak bisa membeli stan,” ujarnya diiyakan padagang lain.
Terkait keluhan pedagang itu, hingga saat ini  PD Pasar Babat Hadi Subroto belum bisa dikonfirmasi.