7 Bulan, Balita Kurang Gizi di Lamongan Capai 87 Anak
Written By Unknown on Tuesday, October 1, 2013 | 11:29 AM
LAMONGAN-Jumlah anak balita kurang gizi di Lamongan hingga Juli 2013 tercatat mencapai 87 anak atau sekitar 0,12 persen dari jumlah balita yang ditimbang. Dari jumlah yang ada, rata-rata berat badan kurang menurut umur.
Meski tidak sampai pada titik gizi buruk, Dinas Kesehatan Lamongan telah melakukan upaya pencegahan agar jumlah balita yang berat badannya kurang ideal jika dibanding usianya itu tidak terus bertambah.
”Mereka itu tidak masuk katagori gizi buruk, tapi gizi kurang lantaran asupan makanan bergizi kurang sehingga sangat mempengaruhi tingkat pertambahan berat badannya,”ungkap Kasi Gizi Masyarakat, Yudha Titi Listiorini didampingi Kabid Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan, Djuwari saat dikonfirmasi Surya terakait jumlah balita gizi kurang di Lamongan.
Jumlah balita gizi kurang itu terhitung dari Januari hingga Juli 2013. Dan jika dihitung prosentasenya sangat kecil yang masih jauh dari prosentase nasional dari total jumlah balita yang ditimbang.
Yudha menunjukkan data, darai 32 Puskesmas hanya ada empat Puskesmas, yakni Puskemas Karanggeneng , Kembangbahu, Pucuk dan Sukodadi yang tidak terdapat kasus balita kurang gizi.
“Bagi wilayah kerja Puskesmas di Kecamatan yang terdapat balita gizi kurang selalu kota pantau dan terus dipasok dengan pemberiatan makanan tambahan (PMT) untuk meminimalisir anak gizi kurang,”tandas Yudha.
Selain itu pembinaan juga digalang kepada para bidan, kader dan peran serta orang tua yang harus selalu memperhatikan semua anak yang ada, serta pemberian asupan makanan bagi balita agar terhindar dari penderita balita kurang gizi.
Di beberapa tempat memang ada berat badan balita tidak naik dan ada yang masuk bawah garis merah (BGM). Trennya, dari tahun ke tahun jumlah balita kurang gizi di Lamongan cenderung menurun.
Dan bisa dipastikan para balita yang kurang gizi pengaruh dari masalah pemberian makanan yang diberikan kepada bayinya. Upaya keras Dinas Kesehatan Lamongan cukup berhasil lantaran kesigapan petugas dalam menangani anak-anak balita yang kurang gizi.
“Setiap ada informasi kurang gizi, petugas Dinkes langsung mendatanginya dan tidak perlu menunggu lama-lama. Dimanapun jauhnya harus datang dan kita cek bayi yang dimaksud,”tambah Djuwari. Ia meminta masyarakat tidak usah malu menanyakan dan mengformasikan tentang kekurangan segi kesehatan bagi setiap anaknya yang masih balita.
Labels:
Peristiwa
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !