beauveria non kimia.
Penegasaan itu disampaikan oleh Bupati H Fadeli disela-sela safari Ramadhan ke beberapa wilayah di Lamongan.Menurutnya, tanaman padi yang terserang hama wereng selama ini, selain karena kebanyakan zat kimia, juga faktor cuaca.
"Mestinya saat ini musim kemarau, namun hujan masih saja terjadi, sehingga penyakit semacam hama wereng akan melanda, sehingga sudah saatnya petani beralih menggunakan pestisida pembasmi hama wereng dengan agen hayati jenis beauveria untuk mengatasinya," ujarnya.
Dikatakannya, seruhan untuk beralih menggunakan zat non kimia tersebut, selain sudah teruji, ia banyak berdiskusi dengan petani di Glagah lainnya yang sudah sukses menggunakan agen hayati jenis beauveria. Padinya terbukti tahan terhadap serangan hama wereng.
Namun, lanjut dia, petani harus telaten ketika menggunakan agen hayati. "Kunci agar penggunaan agen hayati ini sukses adalah petani telaten melakukan penyemprotan. Tidak hanya sekali, namun tiga kali. Yakni saat tanaman di persemaian berusia 15 hari, kemudian usia 20 hari disemprot lagi, dan di usia tanam 40 hari juga harus disemprot lagi," katanya dihadapan jamaah Masjid Desa Sudangan Kecamatan Glagah.
Agen hayati yang telah dikembangkan Dinas Pertanian dan Kehutanan setempat ini diproduksi dari semacam jamur yang menjadi musuh alami wereng. Jika menggunakan zat kimia, secara alami, hama akan membentuk kekebalan tubuh.
Terpisah, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian dan Kehutanan Lamongan, Purwo Widodo melalui Kabag Humas dan Infokom Mohammad Zamroni, Selasa (16/7) mengatakan, kalau penggunaan agen hayati mulai padi di persemaian hingan panen hanya dibutuhkan 6-8 liter untuk setiap hektarnya.
Dengan biaya yang dikeluarkan antara Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu. Bandingkan dengan harga obat-obatan kimia yang harganya ada yang diatas Rp 100 ribu untuk kemasan 500 ml.
Data Dinas Pertanian dan Kehutanan sampai dengan 15 Juli, sudah ada 10 kecamatan yang areal padinya diserang wereng coklat.Yakni Kecamatan Turi, Pucuk, Lamongan, Kalitengah, Babat, Deket dan Sekaran. Kemudian Kecamatan Maduran, Laren serta Sukodadi.
Total serangan terjadi di lahan seluas 2.246,4 hektar dengan serangan terbanyak di Kecamatan Turi yang seluas 814 hektar.Serangan dengan kondisi ringan terjadi di lahan seluas 1.453 hektar,serangan sedang 556 hektar, serangan berat 138,5 hektar dan yang puso 98 hektar. jr
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !