Lamongan. Satu lagi prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh siswa asal
Lamongan. Karena kemampuannya dalammemanfaatkan bahan kotoran menjadi
pengharum ruangan, dua siswi SMAM Babat, segera terbang ke Istambul
Turki untuk mengikuti olimpiade internasional. Berikut Laporan Wartawan
Surabaya Pagi di Lamongan, MUHAJIRIN
Dua siswi yang bakal bertarung dalam ajang olimpiade international
Environment Project Olympiad (INEPO) untuk mewakili Indonesia itu
adalah, Dwi Nailul Izzah dan Rintya Miki Aprianti.
Dua siswi ini sebelumnya sukses dalam proyek penelitian ilmiah berjudul
Limbah Peternakan Sapi (LPS)-Air Freshener Rekayasa Alternatif Pengharum
Ruangan Ramah Lingkungan, dan menyabet emas di ajang Indonesian Science
Project Olympiad (ISPO) 2013 di Jakarta pada 26-28 Februari lalu.
Hasil penelitian dua siswi Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Babat itu,
mengalahkan karya dari siswa SMA Kharisma Bangsa Jawa Barat dan SMA
Kesatuan Bangsa BBS Jogjakarta di ISPO 2013, yang diikuti hampir 1000
peserta tersebut. Lewat karya ilmiahnya, mereka mengolah limbah kotoran
(feses) sapi menjadi cairan pengharuman ruangan dengan aroma alami
tumbuh-tumbuhan.
"Pengharum ruangan yang kami hasilkan murni berbau alami seperti
tetumbuhan yang menjadi makanan sapi. Bukan karena ditambahi dengan
bahan kimia agar bisa berbau wangi," ujar Nailul di Guest House Pemkab
Lamongan saat beraudiensi dengan Bupati Fadeli.
Mereka berdua juga sudah membuat kajian ekonomi sehingga karyanya bisa
dipasarkan. "Pengharum ruangan ini sehat karena tidak mengandung
berbagai bahan kimia berbahaya seperti benzo acetan, layaknya produk
pengharum di pasaran. Juga ekonomis karena ongkos produksinya sangat
murah. Hanya Rp 21 ribu untuk kemasan 225 mili liter," ujar Rintya yang
kemudian membandingkan harga produknya dengan dua produk pengharum merek
terkenal di pasaran yang dijual Rp 39.900 untuk kemasan 275 gr.
Untuk itulah, lanjutnya, akan segera diajukan hak paten atas karya
mereka. Terlebih, imbuh dia, setelah di telisik di web site Dirjen Hak
Kekayaan Intelektual (HAKI) belum ada paten produk sejenis. "Karena
itulah karya kami nampaknya berpeluang besar untuk bisa mendapatkan hak
paten,"kata Nailul menimpali.
Kepada Fadeli, keduanya menunjukkan proses pembuatan pengharum ruangan
tersebut dalam slide gambar dan video. Butuh waktu 7 hari hingga kotoran
sapi tersebut bisa menjadi pengharum ruangan berbau tetumbuhan.
Prosesnya cukup lama karena harus melalui proses ekstraksi dua kali
ditambah dengan proses fermentasi.
Keduanya memilih bahan dasar sapi merujukpada persyaratan ketat yang
ditetapkan panitia INEPO 2013. Bahwa bahan dasarnya harus mudah
ditemukan di semua Negara, bukan seuatu yang langka dan bukan bahan yang
adanya hanya musiman seperti beberapa jenis buah-buahan. Terlebih
Lamongan memiliki banyak populasi sapi (data tahun 2012 : 116.963 ekor
sapi p0tong) yang kotorannya belum banyak didayagunakan.
"Sebelumnya kami tidak menggunakan proses fermentasi saat ikut di ISPO
2013. Namun atas saran dari tim juri, karya kami agar disempurnakan
dengan proses fermentasi saat mengikuti INEPO di Turki Mei nanti," ujar
Nailul yang mengaku banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
senior mereka dan lembaga M Brother’s Indonesia.(*)
Home »
Lamongan News
» Siswi SMAM Babat Segera Terbang ke Istambul Turki
Siswi SMAM Babat Segera Terbang ke Istambul Turki
Written By Unknown on Friday, March 8, 2013 | 7:56 PM
Labels:
Lamongan News
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !