Ilustrasi
Mereka menyerang dari berbagai cara, mulai dari pembahasaan di komisi, banggar, hearing (arena lobi-lobi), dan pandangan umum terkait RAPBD tahun 2013, yang dibacakan pekan lalu hampir semua fraksi membantai habis-habisan eksekutif, apalagi terkait kenaikan PAD yang hanya Rp 5,1 juta dalam setahun, meski RAPBD tahun 2013 diproyeksikan menembus angka Rp 1,543 T.
Juru bicara Fraksi Patriot Pembangunan Nurani Nikmatin Fauziah saat membacakan PU nya mengatakan, kalau tidak adanya kenaikan PAD yang signifikan, bisa menjadi indikator tidak adanya progresifitas dan ghiro kinerja instansi terkait. Padahal selama tahun 2009-2012 PAD selalu mengalami kenaikan sampai 15 persen, namun aneh saat ini hanya naik 5,42 persen turun sampai 9,58 persen.
Hal senada disampaikan oleh FPKNU melalui juru biacaranya Soib, PAD menurutnya, apabila dimobilisasi pendapatan itu dilakukan maksimal, maka potensi kenaikan PAD bisa mencapai Rp 4,7 miliar.
Namun faktanya justru PAD mengalami penurunan Rp 3,5 M meski dari tiga komponen pendapatan daerah dari 3 sektor yakni pajak daerah Rp 1,2 M, retribusi daerah 66,9 juta, dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp 2,2 M, mengalami kenaikan.
Terpisah Kepala DPPKA Hery Pranoto saat dihubungi membenarkan kalau PAD yang sah mengalami penurunan Rp 3,5 M. Penurunan itu disebabkan pada tahun 2013 sudah tidak ada pemasukan dari uang ganti rugi pembangunan pasar Agrobis Semando Babat, namun dari tiga komponen juga mengalami kenaikan.
Dimana sebelumnya selama dua tahun pemkab mendapatan uang ganti rugi, mulai tahun 2011 sebesar Rp 1 M, dan tahun 2012 sebesar Rp 5 Miliar, dan semua itu masuk ke PAD.
"Karena tidak ada penambahan lagi itu, sehingga PAD Lamongan mengalami penurunan drastis, namun secara umum masih naik 5,42 persen dari 3 komponen, dan hilangnya potensi PAD lain yang tidak boleh ditarik lagi mulai tahun 2013, " pungkasnya tanpa menjabarkan potensi PAD mana yang tidak boleh ditarik lagi. jr/sg
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !