Surabaya - Persiapan tahun baru sudah mulai terasa di Surabaya. Khususnya di jalan Kapasan, para penjual terompet banyak berjejeran di sepanjang jalan.
Salah penjual adalah Suwandi, warga asal Lamongan. Dia mengaku sudah sejak 1987 menjual terompet di Surabaya. Kali ini, mulai dari tanggal 2 Desember 2012 hingga 1 Januari 2013, dia datang ke Surabaya dari Lamongan untuk membuat dan berjualan terompet.
Terompet yang dibuat pria berusia 46 tahun ini biasa dikirim ke mall, restaurant, dan hotel-hotel. Satu hari pengirimannya tergantung pada pemesanan. Pemesanannya dalam satu hari mulai dari 300 hingga 1000 buah.
Untuk pengerjaannya, Suwandi sudah mempersiapkan sejak bulan Agustus. Khususnya untuk terompet-terompet dengan tingkat kesulitan yang tinggi. "Kalau buat terompet yang biasa, 2 jam bisa dapat 300 terompet. Kalau yang rumit-rumit ini, 1 hari belum tentu dapat 100," ujar Suwandi, Sabtu (29/12/2012).
Dalam pengerjaan terompet ini, Suwandi hanya dibantu oleh istrinya. Bahan-bahan untuk terompet dia dapatkan dari Badukan. Jikalau tahun lalu masih berkeliling menjualkan terompetnya, Suwandi tahun ini tinggal menunggu dan menerima pesanan saja. Akan tetapi, dia masih menjualkan terompet yang eceran di jalan Kapasan untuk kebutuhan sehari-hari di Surabaya dan untuk membeli kertas warna.
Untuk terompet yang biasa, oleh Suwandi dihargai Rp 5.000 per biji. Sedangkan untuk terompet yang rumit-rumit seperti terompet naga, harganya bisa mencapai Rp 15.000 per biji. Hasil dari penjualan terompet ini cukup untuk menyekolahkan anaknya. [nia/but]
Salah penjual adalah Suwandi, warga asal Lamongan. Dia mengaku sudah sejak 1987 menjual terompet di Surabaya. Kali ini, mulai dari tanggal 2 Desember 2012 hingga 1 Januari 2013, dia datang ke Surabaya dari Lamongan untuk membuat dan berjualan terompet.
Terompet yang dibuat pria berusia 46 tahun ini biasa dikirim ke mall, restaurant, dan hotel-hotel. Satu hari pengirimannya tergantung pada pemesanan. Pemesanannya dalam satu hari mulai dari 300 hingga 1000 buah.
Untuk pengerjaannya, Suwandi sudah mempersiapkan sejak bulan Agustus. Khususnya untuk terompet-terompet dengan tingkat kesulitan yang tinggi. "Kalau buat terompet yang biasa, 2 jam bisa dapat 300 terompet. Kalau yang rumit-rumit ini, 1 hari belum tentu dapat 100," ujar Suwandi, Sabtu (29/12/2012).
Dalam pengerjaan terompet ini, Suwandi hanya dibantu oleh istrinya. Bahan-bahan untuk terompet dia dapatkan dari Badukan. Jikalau tahun lalu masih berkeliling menjualkan terompetnya, Suwandi tahun ini tinggal menunggu dan menerima pesanan saja. Akan tetapi, dia masih menjualkan terompet yang eceran di jalan Kapasan untuk kebutuhan sehari-hari di Surabaya dan untuk membeli kertas warna.
Untuk terompet yang biasa, oleh Suwandi dihargai Rp 5.000 per biji. Sedangkan untuk terompet yang rumit-rumit seperti terompet naga, harganya bisa mencapai Rp 15.000 per biji. Hasil dari penjualan terompet ini cukup untuk menyekolahkan anaknya. [nia/but]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !