Home »
» Tetes Keringat TKI Itu untuk Piatu Lamongan
Tetes Keringat TKI Itu untuk Piatu Lamongan
Written By Unknown on Thursday, November 8, 2012 | 8:07 PM
Oleh : Bagus R Sugiharto
Sekretaris Pusat Yayasan Yatama BMI Taiwan
bagusrsugiharto@yahoo.com.sg
Jauh dari sanak keluarga dan negara, buruh migran Indonesia (BMI) yang tengah berjuang di Taiwan, ternyata tak sekadar berjuang untuk perut dan keluarga sendiri. Tetesan keringat mereka juga disalurkan untuk para duafa dan yatim piatu di Lamongan. Tepatnya di Desa Slaharwaton, Kecamatan Ngimbang, Lamongan. Di sana berdiri gedung Yayasan Yatim Piatu Yatama BMI). Bukan satu gedung, tapi dua unit gedung yang berdiri dari hasil keringat mereka!
Sesuai namanya, gedung tersebut mereka dedikasikan untuk tempat berteduh yatim piatu selain kaum duafa. Peresmpian Graha Yatama BMI unit Lamongan itu dilakukan Minggu (4/11), diawali sambutan Anto Budianto, Ketua YYBMI taiwan, dilanjutkan ceramah rohani oleh Prof DR KH Ali Aziz dan Kasat Polairut Polres Gresik AKP Bintara, diramaikan dengan sholatan anak-anak Yatama Karawang. Hadir, pejabat dari Dinas Sosial Lamongan, Muspika dan pejabat desa Slaharwotan selain warga setempat.
Sebuah aksi teatrikal dipelopori Muntamah disuguhkan dalam acara itu. Mengisahkan kegigihan buruh migran di Taiwan yang mengumpulkan sedikit demi sedikit rezeki mereka untuk saudara di tanah air. Ketika dana cukup terkumpul untuk ditabung di bank, ternyata raib begitu saja dirampas penjahat di Taiwan!
Pengunjung yang hadir pun terharu dan spontan mengulurkan bantuan secara suka rela. Terkumpul sekitar Rp 1 juta untuk Yayasan YBMI Lamongan. Wati, BMI di Taiwan yang hadir mewakili rekannya di Taiwan tak kuasa menahan haru. “Kami bekerja jauh di seberang, tak pernah libur, tak bisa bertemu keluarga di tanah air, tapi kami ingat saudara kita yang yatim piatu, yang butuh dukungan. Kami TKI di Taiwan bangga dengan jerih payah ini,”ucap Wati dengan mata berkaca-kaca.
Kini Graha Yatama BMI Lamongan setidaknya memberi segenggam harapan bagi yatim piatu di Ngimbang untuk berteduh dan mendapat pendidikan yang layak. Dan 50 duafa, 98 yatim piatu yang hadir saat itu sumringah saat menerima bingkisan dari panitia.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !