Waduk dan Rawa Mengering, Ancam Ribuan Ha Tanaman Pertanian
Written By Unknown on Thursday, October 3, 2013 | 6:52 AM
LAMONGAN-Akibat kemarau, puluhan waduk dan rawa di Lamongan mulai kering. Sedangkan sejumlah waduk yang ada juga mengalami sedimentasi cukup tinggi. Sementara Dinas Pengairan tidak bisa menentukan langkah mencari solusi secara leluasa terhadap semua waduk dan rawa karena dibatasi kewenangan.
Keberadaan puluhan waduk itu mulai mongering dan tidak banyak air yang ditampung. Bahkan akibat sedimentasi, tampungan airnya jauh berkurang tinggal 60 persennya saja.
”Ada sebagian waduk yang sudah dan mulai dinormalisasi. Tapi tidak bisa secara keseluruhan karena kita dibatasi kewenangan,”ungkap Kabid Operasi dan Pemeliharaan Dinas PU Pengairan, Handoyono saat dikonfirmasi Surya terkait kondisi waduk.
Di Lamongan ada sebanyak 34 waduk dan 11 rawa. Dari jumlah itu, 11 waduk kewenangannya pusat, 5 waduk provinsi dan 29 menjadi kewenangan Kabupaten Lamongan.
Sementara yang menjadi kewenangan Kabupaten adalah waduk dan rawa ukurannya kecil yang hanya bisa mengairi rata-rata 1000 hektar. Sedangkan dari jumlah waduk yang ada kini tengah mengalami sedimentasi yang mengakibatkan daya tampungnya berkurang sekitar 40 juta meter kubik.
Handoyono menambahkan, adanya keterbatasan kewenangan itulah yang tidak bisa membuat leluasa pemkab sehingga tidak bisa totalitas dalam menangani problema waduk maupun rawa yang kini terjadi sedimentasi.”Kalau tidak ada batas kewenangan, tentu problem itu akan dengan mudah segera di atasi,”tandasnya.
Meski begitu, Dinas PU Pengairan berupaya keras untuk mencarikan solusi terkait kondisi waduk dan rawa. Bahkan sejak 2012 sampai saat ini sudah dilakukan normalisasi meski belum keseluruhan.
Sementara itu data yang diperoleh Surya menunjukkan, kini tidak hanya petani merasakan dampaknya, kebutuhan air untuk MCK rumah tangga juga sulit didapatkan. Bagi warga yang dekat dengan kanal – kanal, terpaksa memanfaatkan rembesan air kotor yang mereka gali sepanjang kali kering.
Data yang diperoleh Surya di lapangan menunjukkan, hanya ada dua waduk yang masih tersisa airnya, yakni Waduk Gondang dan Prijetan. Air sisa yang ada di dua waduk itupun sudah tidak bisa sesukanya dikeluarkan karena untuk pemeliharaan waduk agar tidak terjadi erosai atau longsor.
”Memanng harus ada pembatasan terakhir air di waduk boleh dikeluarkan. Kalau dikeluarkan tanpa aturan teknik bisa mengakibatkan waduk akan jebol dan akan terjadi kerusakan di bagian bawah bangunan,”kata Handoyono.
Seperti di Waduk Gondang, sisa air diharapkan juga tidak terus menyusut karena kemarau, sehingga tidak berpengaruh terhadap kondisi bangunan waduk.
Kondisi ini praktis kini banyak tanaman padi maupun palawijo yang terbengkelai tak terawat dan mati karena tidak mendapatkan pengairan dan terbanyak dialami petani di Kedungpring, Sugio, Sambeng, Ngimbang, Mantup, Tikung dan wilayah selatan lainnya. Serta sebagian Sukodadi dan Lamongan.
Labels:
Peristiwa
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !