Bahkan BPBD diminta selalu standbay selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu untuk menyiagakan personelnya berjaga minimal tiga orang di posko banjir di Jalan Veteran.Penegasaan itu disampaikan oleh bupati melalui Kabag Humas dan Infokom Moh Zamroni, Senin (7/1).
Dikatakannya, siaga tersebut sangat perlu mengingat hujan yang ada di hulu Solo masih cukup tinggi belakangan, sehingga potensi air Bengawan Solo bakal naik kembali cukup besar."Kewaspadaan tetap harus dilakukan, kalau sudah mendapatkan laporan dari warga segera untuk turun mengencek ke lapangan dan melakukan upaya-upaya penangulangan dan antisipasi," ujarnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD setempat Mubarok mengatakan, kalau Ketinggian air di Babat memang sudah turun menjadi siaga III. Namun bukan berarti harus mengendurkan kewaspadaan. Karena ketinggian air di pintu Karangnongko dan Bojonegoro terus naik sejak pagi tadi.
Karena itu, lanjut dia, isntruksi bupati untuk menempatkan petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) masih akan terus disiagakan di posko BPBD. Mereka, ungkap dia, bertugas memantau ketinggian air Sungai Bengawan Solo setiap saat selama 24 jam. “Jika ada keadaan darurat yang mendesak, petugas juga siap untuk diturunkan ke lapangan, “ katanya memberi penjelasan.
Di posko ini, setiap hari ada tiga petugas dengan giliran jaga dua shift. Petugas shift pertama berjaga mulai jam 06.00 hingga 18.00 WIB. Sementara petugas jaga giiran selanjutnya mulai jam 18.00 hingga 06.00 WIB.
Disebutkannya, pada pukul 6 pagi (7/1), ketinggian air di pintu Babat 7.56 philscal yang kemudian turun menjadi 7.54 philscal. Namun kondisi berbeda terjadi di pintu Karangnongko dan Bojonegoro yang justru mengalami peningkatan karena masih tingginya curah hujan.
Di Karangnongko, jam 6 pagi masih di posisi 16.60 philscal yang kemudian naik menjadi 26.65 saat pukul 9.00 WIB, atau status di bawah siaga I. Di pintu Bojonegoro juga mengalami peningkatan dari 13.31 philscal pada jam 6.00 WIB menjadi 13.45 saat jam 9.00 WIB, atau masuk status siaga II.
Sementara jumlah rumah yang tergenang hingga Minggu malam tercatat sebanyak 737 unit. Terbanyak berada di Kecamatan Babat sebanyak 402 rumah yang berada di Desa Truni, Kelurahan Babat dan Kelurahan Banaran. Kemudian sebanyak 309 rumah di Kecamatan Laren dan 26 unit rumah lainnya di Kecamatan Maduran. Jr/sg
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !