Mereka meminta kejelasan rencana pembelian mobil dinas (Mobdin) untuk para anggota dewan, yang telah dianggarkan dalam APBD tahun 2013.
Diketahui, sebelumnya, Pemkab Lamongan akan membeli 33 unit mobil untuk para anggota dewan. Karena muncul kecaman dari berbagi pihak jumlah unit yang akan dibeli akhinrt dikurangi dan tingga 16 unit saja.
Mobil yang akan dibeli diantaranya adalah 1 mobil jeep senilai Rp 360 juta dan 15 mobil Station Wagon dengan total harga mencapai Rp 2,55 miliar. Dengan rincian, tiap unit mobil jenis Station Wagon berharga Rp 170 juta.
Para mahasiswa yang berunjuk rasa ini akhirnya ditemui Wakil Ketua DPRD Lamongan Saim. Kepada mahasiswa Politisi PDIP ini berjanji akan meninjau ulang anggaran untuk pembelian mobil tersebut.
“Saya janji. Pada siding dewan pada Kamis depan akan saya sampaikan masukan anda (mahasiswa),” ujarnya katanya.
Sementara itu, Benu, Koordinator PMII Lamongan mengatakan, kebijakan yang diambil oleh pihak Pemkab dan DPRD untuk pengadaan mobil sangat kurang manusiawi. Karena masih banyak anggaran yang harus digunkan untuk kepentingan rakyat, dari pada sekedar untuk membeli mobil dinas.
“Kami rasa kurang manusiawi kalau pihak dewan tetap ngotot minta mobil dinas per orang satu,” keluhnya.
Sedangkan, sejumlah mahasiswa yang tidak puas dengan jawaban dari pihak dewan, melampiaskan kekesalannya dengan menggembosi ban mobil dinas milik sejumlah anggota dewan yang sedang di parkir di sebelah gedung DPRD. Kendati terjadi insiden penggembosan ban mobil, namun unjuk rasa berjalan aman dan terkendali.@Ali Muhtar
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !