Gubernur Jatim pogramkan pengerukan 2016
Sukarwo, Gubernur Jatim, baru akan mengeruk Bengawan Solo tahun 2016. (Foto: Sarifa Aini)
Lamongan: Bencana banjir yang kerap menimpa sejumlah daerah di Jawa Timur, khususnya di sepanjang aliran Bengawan Solo hingga saat ini belum bisa teratasi. Pemprov Jatim baru bisa menyelesaikan program pengerukan di sekitar Sungai Bengawan Solo pada 2016 mendatang.
Lamongan: Bencana banjir yang kerap menimpa sejumlah daerah di Jawa Timur, khususnya di sepanjang aliran Bengawan Solo hingga saat ini belum bisa teratasi. Pemprov Jatim baru bisa menyelesaikan program pengerukan di sekitar Sungai Bengawan Solo pada 2016 mendatang.
Dengan begitu,
dapat dibayangkan, setidaknya hingga tahun 2016, sejumlah daerah
langganan banjir seperti Bojonegoro, Gresik, Tuban dan Lamongan, tak
akan terhindar dari bencana tahunan itu.
“Program kita kan baru 2016 untuk Bengawan Solo. Jadi tahun 2014 untuk detail engineering design-nya (pengerukan sungai) sudah selesai. Dan saya juga sudah menghadap Menteri PU kapan hari,” kata Soekarwo, Gubernur Jatim saat dikonfirmasi LICOM, Selasa (17/12/2013).
Sementara dana yang disiapkan untuk program Jatim bebas banjir tersebut sekitar Rp 1,3 triliun. Daerah yang nantinya dijanjikan akan terbebas dari banjir yakni, Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan Gresik.
Pakde Karwo menambahkan, apabila Bengawan Solo sudah dikeruk, maka air yang mengalir semula hanya 640 m3 per detik, bisa menjadi 2.500 m3 per detik.
“640 m3 per detik itu kita buka full, biar ga akan tumpah tapi meres (sebatas dengan tanggul). Kalau plang watch Sedayu Lawas belum dikeruk jadi 2.000 m3 atau 2.500 m3 itu akan tetap meluap tapi ga akan sampai tumpah. Itu termasuk bahaya,” tegasnya.
Bencana banjir kembali melanda sejumlah daerah Jatim yang menjadi langganan banjir. Kabupaten Bojonegoro jadi daerah paling
parah terdampak banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.
Pendataan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, sebanyak 15 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro terendam banjir. Sementara di Gresik tercatat 6 kecamatan, Tuban 3 kecamatan dan Lamongan 2 kecamatan.
Selain itu, Di Surabaya banjir juga melanda banyak kawasan, yaitu di Sumber Rejo, Tambak Dono dan Benowo. Banjir ini terjadi akibat melubernya Kali Lamong.@sarifa
“Program kita kan baru 2016 untuk Bengawan Solo. Jadi tahun 2014 untuk detail engineering design-nya (pengerukan sungai) sudah selesai. Dan saya juga sudah menghadap Menteri PU kapan hari,” kata Soekarwo, Gubernur Jatim saat dikonfirmasi LICOM, Selasa (17/12/2013).
Sementara dana yang disiapkan untuk program Jatim bebas banjir tersebut sekitar Rp 1,3 triliun. Daerah yang nantinya dijanjikan akan terbebas dari banjir yakni, Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan Gresik.
Pakde Karwo menambahkan, apabila Bengawan Solo sudah dikeruk, maka air yang mengalir semula hanya 640 m3 per detik, bisa menjadi 2.500 m3 per detik.
“640 m3 per detik itu kita buka full, biar ga akan tumpah tapi meres (sebatas dengan tanggul). Kalau plang watch Sedayu Lawas belum dikeruk jadi 2.000 m3 atau 2.500 m3 itu akan tetap meluap tapi ga akan sampai tumpah. Itu termasuk bahaya,” tegasnya.
Bencana banjir kembali melanda sejumlah daerah Jatim yang menjadi langganan banjir. Kabupaten Bojonegoro jadi daerah paling
parah terdampak banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.
Pendataan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, sebanyak 15 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro terendam banjir. Sementara di Gresik tercatat 6 kecamatan, Tuban 3 kecamatan dan Lamongan 2 kecamatan.
Selain itu, Di Surabaya banjir juga melanda banyak kawasan, yaitu di Sumber Rejo, Tambak Dono dan Benowo. Banjir ini terjadi akibat melubernya Kali Lamong.@sarifa
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !